Thursday, March 12, 2009

PENEBANGAN POHON NANGKA

Cileungsi, tgl 23 Nov 08,

Project Kecil di Depan Rumah
Kami merencanakan membuat suatu project kecil (garasi) di depan rumah. Salah satu aktifitasnya adalah menebang pohon nangka di depan rumah.

Tetangga melarang penebangan
Penebangan pohon menjadi sedikit rumit ketika ada tetangga yg tidak mengijinkan. HK kawatir kalo pohon ditebang, tiang listrik yg sedikit miring akan bisa roboh ke arah rumah dia. Dia membolehkan pohon ditebang, asalkan ada yg bertanggung jawab/menanggung jika tiang tsb roboh, terutama PLN; dg pernyataan tertulis.

Pohon itu memang berjarak sekitar 40 cm dari tiang listrik yg sedikit miring.

HK mengintervensi taman di dpn rmhku
Kami tinggal di sebuah komplex perumahan, yg terbagi2 dlm blok2. Seperti komplek perumahan pada umumnya, di depan setiap rumah, terdapat taman kecil. Pohon nangka itu terletak di taman tepat di depan rumahku. Sudah menjadi adat, bahwa seharusnya taman kecil di depan rumahku, menjadi hakku utk mengelola.

Waktu itu saya & istri sudah menempati rumah b3/2, ketika tetangga yg ini menebang pohon dan menggantinya dg pohon buah. HK sama sekali gak inform kepada kami.
-----------------------
Cileungsi, 2 Dec 08
-----------------------
Semula di taman kecil depan rumah ada sebuah pohon yg rindang. Kemudian pohon itu ditebang dan diganti dg pohon nangka dan sawo. Selanjutnya pohon nangka itu selalu berbuah, tidak ada jeda untuk tdk berbuah. Selama ini juga HK yg menikmatinya. Mungkin pernah sekali dia kasih nangka matang ke kami.


PLN menginspeksi tiang listrik
Untuk memenuhi tuntutan HK, suatu pagi saya ke kantor pln cileungsi. Atas saran seorang petugas pln, akhirnya saya minta bantuan Pak RT untuk menulis surat atas nama warga, yg berisi pemberitahuan kepada PLN bahwa tiang listrik itu miring dan punya potensi roboh.

Beberapa hari kemudian tepatnya tgl 26 nov 08, mobil PLN datang dg 4 petugas PLN. Di rumahku kebetulan ada 3 orang yg sdg kerja mbuat garasi.

"Kirain mau roboh bener!" begitu komentar seorang inspector. Intinya mereka gak mempermasalahkan jika pohon itu ditebang (secara lisan).

Sekitar 3 hari kemudian, surat dari PLN pun sampai ke Pak RT. Isinya bahwa tiang listrik itu aman, tidak miring & tdk memerlukan perbaikan.

Eksekusi penebangan
Hari Selasa 2 december 08, pagi2 bener aku ke rumah Pak RT untuk minta copy surat dari PLN. Pak RT menyarankan untuk tidak menyerahkan kopi surat ke HK, kalo tidak ditanya. Kalo dia nanya baru surat diserahkan.

Aku memang rencanakan utk tebang pohon sewaktu HK gak ada di rumah. HK menuntut surat PLN yg berisi ttg jaminan tanggung jawab PLN kalo terjadi hal2 yg tidak diinginkan spt tiang listrik roboh dll. Sementara surat PLN hanya berisi ttg tiang itu aman, gak ada yg perlu diperbaiki. secara logika, kalo ada HK, nanti malah berantem, gagal mencapai tujuan yaitu tebang pohon.

Keputusan ini saya ambil setelah menyimpulkan bahwa HK selalu menolak jika diajak berembug dg Pak RT maupun Pak RW (dg seribu macam alasan). Dia hanya suka teriak2 di jalanan bergaya preman.

Bak seorang detektif swasta, pagi2 aku sudah bagi tugas dg satpam, untuk memonitor keberadaan HK. Aku sendiri, yg ambil cuti mendadak (sempat ditegur bos lewat sms) ikut memonitor keberadaan HK. Aku tunggu dari jam 6 pagi s/d jam 10, tidak muncul juga. Mas Mul dan temannya (pekerja yg akan nebang pohon) sudah siap di pos satpam blok b sejak jam 9:30. Tdk ada tanda2 HK keluar dari sarang. info dari satpam hanya menyebut Bu HK sudah keluar rumah sejak jam 7 pagi.

Untuk mengetes apa betul HK ada di rumah atau tidak, aku sengaja memangkas ranting2, belum menebang pohon dulu. Ranting sudah habis, belum ada tanda2 kehidupan dari dlm rumah. Yup, kesimpulan gak ada HK di dlm rumah.

Dengan sekali code, team penebang (2 orang) langsung beraksi. Dalam 30 menit berikutnya pohon nangka sudah tumbang.

Bbrp saat kemudian Bu HK pulang. Saya bilang, "Bu, surat dari PLN sudah saya taruh di halaman Anda". Prediksiku, dia langsung telp suaminya yg sedang keluar kota (most probably).

Targetku selanjutnya adalah membuang pohon sawo yg juga ditanam pak hasan, untuk diganti dg bibit pohon yg aku beli. Ini untuk membatasi agar tetangga nggak 'nglunjak', sekaligus mengembalikan supaya sesuatu kembali ke haknya masing2.

Note: Ternyata beberapa hari setelah pohon nagka ditebang HK sendiri yang tebang pohon sawo tersebut. Syukurlah, aku gak capek2.

-----------------------
5 Dec 08
-----------------------
Reaksi HK
Sehari sesudah menebang pohon, tepatnya pagi hari tgl 3 Dec 08 sekitar jam 6:30 pgi, tiba2 HK bergegas menghampiri mobil kijang tua kami yg kebetulan mau berangkat ke kantor. Waktu itu aku duduk di belakang kemudi dan istriku duduk di sampingku.

HK mengetuk jendela mobil tepat di samping kananku. Sesaat sebelumnya istriku sudah memperingatkanku akan kemunculan HK yg tiba2, "tuh, HK datang".

Sambil memegang surat dari PLN yg aku kasih sehari sebelumnya, dia mengomel, "Mana jaminan PLN? Aku kan minta surat jaminan PLN kalo terjadi apa2. Kalo ada apa2, siapa yg akan bertanggung jawab? RT gak mungkin bertanggung jawab." Selanjutnya mulutnya nerocos ke arahku, "Kamu harus bertanggung jawab kalo terjadi apa2. Nanti aku akan minta kamu yg bertanggung jawab. Awas ya, kepalamu jaminannya" Lalu aku meresponse nya dg tenang, "Pak, kalo ada apa2, silahkan minta ke saya.........(jeda sebentar)...lewat pengadilan." Sambil pergi menjauh, HK kembali mengulangi, "Awas ya, kepalamu nanti jadi jaminannya!" Kemudian, kami segera melaju ke kantor.

Intimidasi oleh HK tadi pengin aku perkarakan. Hasil konsultasi dg bbrp teman lulusan hukum, perkaranya masih belum terlalu 'kuat'. Seorang teman menyarankan untuk “somasi” HK. Tapi his further response, istilahnya wait & see dulu katanya. Juga langkah ini tdk didukung my wife. Intinya aksi premanisme harus diakhiri; tidak boleh dibiarkan.

Informasi dari Satpam, semalam setelah pulang dan mengetahui pohon nangka sudah tumbang, HK mendatangi pos Satpam sambil menenteng copy surat PLN. Kebakaran jenggot sambil menanyakan siapa yg telah menebang pohon nangka kesayangannya.

Warga RW 03/RT 10 sudah hapal bbrp aksi premanisme yg HK lakukan. Bagiku silahkan saja HK berekspresi semau dia, tapi dalam batasan areanya dia. Sebagai tetangga terdekat, aku harus bisa strick untuk membatasi aksinya dg cara tidak memberi peluang dia untuk nglunjak dan berbuat yg aneh2.

Kasihan anak2 HK yg cakep2 kalo HK gak bisa menghentikan gaya premannya. Ya Alloh berilah dia hidayah, dan lembutkanlah hatinya.

Sekian.
====================

No comments: