Thursday, July 17, 2008

ALAM SARI TEMPO DULU (Era 1980 - 1985an)

Alsa berdiri saat aku masih kecil. Usia awal2 SD mungkin, kls 1 or 2.

Menurut tradisi, memang desa Klegen wonosari dan Jeruk Agung selalu mempunyai bakat2 natural dan tim bola 'tangguh' untuk kelas kecamatan klirong. Banyak bakat muncul dari ke-2 desa itu.

Aku ingat, kalo ada acara 17 Agustusan, waktu aku kecil, selalu diadakan pertandingan bola nyeker (tanpa sepatu). Tradisi partai final selalu mempertemukan kesebelasan Kg Wonosari dg Jeruk Agung.

Generasi dulu, pemain Jeruk Agung diantaranya Pak Puji BRI, Jamingun Pegawai Pengadilan, Gajun si Lurah, dll.

Seingatku pemain2 dari Wonosari (cikal bakal Alam Sari) tempo dulu adalah:

Kang Mamo adalah penyerang yg cukup produktif.

Kang Dodo Melan juga penyerang yg cukup produktif. Kelebihannya adalah pandangannya lumayan luas, ruangnya bagus, tenang menguasai bola. Punya cirikhas bola plintir atau bola 'njambak' (he..he..), bola mlintir, yg kalo disundul, penyundul akan merasakan rambutnya pedes spt dijambak. Suka menggocek/nggoreng bola meliuk-liuk.

Kang Masirun adalah back 'sikat langsung'. Dia dengan sangat khas sambil "ngruwel" badan nya setelah menyapu bola. Dia akan sapu jauh2 bola yg membahayakan daerahnya. Baginya, dg bisa membuang bola jauh2 dan tinggi2 adalah merupakan kepuasan tersendiri. Berani mengambil keputusan adalah bagian dari dirinya; itulah salah satu alasan posisi 'kapten' sering disandangnya.

Lik Nowo selalu menempati sayap gantung (posisi pola lama). Dengan gaya cueknya, dia suka 'ngunyah rumput' waktu bermain, untuk menunggu umpan.

Kang Dasmin sebenarnya pemain generasi lebih senior. Dia seorang pemain tengah yg tenang dan rapi, terlihat kurang begitu ngotot.

Kang Nano dan Kang Puji adalah 2 bersaudara, sama2 menempati back kanan dan kiri. Keduanya, terutama Kang Puji, adalah defender yg cool.

Kang Puji (Santoso) sudah mengikuti tim senior ketika dia masih sangat muda. Kelas 1 SMA (1986/1987), dia sdh menjadi bintang lapangan. Sangat berbakat. Larinya tidak terlalu istimewa, tapi dia punya kecepatan dalam berbalik, naluri bolanya 'was the best' di era nya. Akselerasinya sangat tinggi. Control bolanya 'perfect'.

Selain Kang Puji yg menuju usia emas, generasi berikutnya Alsa (1985-1988) terdiri dari:

Pak Kunarto 'Kaplen' selalu berada di posisi back. Tendangannya keras. Bakatnya yg tdk terlalu kuat dia tutupi dg ngotot & giatnya berlatih.

Mbogo si Maradona terlalu banyak "nggoreng" bola. Dia pemain tengah. Kemampuan bertahannya sama baik nya kemampuan menyerangnya. Mainnya agak rumit, jauh dari kesan simple. Dia bermain bola, 100% dari naluri bakatnya, tanpa sentuhan teori sepakbola .

Kang Yudine Mbah Kanap seorang 'back'. Mainnya lugas.

Generasi awal Alsa belum mengenal sepak bola modern. Mereka bermain masih mengandalkan bakat2 alam. Teori2 maupun siaran sepakbola lewat TV untuk belajar, masih sangat terbatas.

(he..he.., dilarang tersinggung ya..)

2 comments:

kasmonomonex@blogspot.com said...

Juara di Ampih...
Inget gak...ALSA pernah juara I di turnamen desa Ampih? Usai laga Final Aku yang saat itu mengemban ban kapten langsung diwawancarai salah satu Radio Swasta di Kebumen. Tapi ada hal yang lucu terjadi... Sepatune Pak Mundirin (wasite) kebawa ke Markas ALSA oleh temen-temen ALSA, alhasil ngesuke Pak Mundirin ke Markas ALSA gara-gara sepatune kebawa.

Salam lucu,
Mono-monex

Dwi Darmanto said...

ha..ha.. lucu banget....